Jumat, 10 Mei 2019

Puisi: Berteduh


Berteduh

Jika di Al-Muhsin kau tidak bisa berbenah
Lalu, kemana lagi kau akan melangkah?
Jangan kehilangan arah..
Ustadz-ustadzahmu disini penuh berkah
Abah-ibu jiwa raganya selalu rawuh untuk menengadah
Untuk putra-putri; sholih-sholihah


Abah,
Berdawuh dengan dalil berkelas akbar
Memimpin fajar melantangkan dua laskar
Mendidikmu beradab diatas mimbar
Menjinakkan akhlakmu yang liar
Memberimu uswah dengan benar;
Berlaku zahid menahan lapar
Itulah satu contoh agar ilmumu mengakar


Ibu,
Mengajakmu bermunajah
Mendekat dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Memeluk erat 99 Asma Allah dengan lantunan thayyibah
Yaumul jumu'ah selalu berkah berkat nariyah
Itulah cara beliau memberi nutrisi bathiniyyah


Sudah pasti Al-Muhsin adalah kunci
Bagi santri berpulang ke negeri abadi.
Al-Muhsin berdiri untuk membentengi
Bagi pejalan kaki calon jauhari.
Sebenarnya, perjalanan seperti apa lagi yang  hendak kau cari?
Jangan ragu untuk berlari kemari
Atau jangan tinggalkan tempat ini
Sebab semua yang kau cari ada disini
Tinggal bagaimana kau mengolah hati

Tentang ilmu yang ingin kau kehendaki
Semua boleh kau curi
Teruslah disini, sampai bertetangga di surga nanti.
Berbetah-betahlah disini sampai kau tabah menjalani
Sejenak lupakan rumah tanpa perlu kau tangisi
Sejenak lupakan duniawi tanpa perlu kau cemasi
Tekad dan niat sangat perlu kau perbaiki

Berteduhlah disini, ngaji bareng Abahyai
Hentikan langkah disini, yang lain belum tentu sehangat ini.

210918

Puisi ini dibuat untuk menguatkan diri sendiri saat penulis ingin boyong dari pondok, kemudian saat meng-upload ini posisi penulis juga dalam keadaan yang sama.
Bismillah, semoga dikuatkan. 💚

1 komentar: