Untuk
Aeman lima tahun yang akan datang, jika perasaan bunuh diri kerap muncul lagi,
ingatlah ke hari ini. Ingatlah ke masa-masa sulit yang sudah kamu lalui. Kamu
sudah bertahan sampai disini dan saat ini. Kamu bisa. Jadi, saat situasi
semacam itu ada lagi, kamu pasti lebih jago menanganinya. Pegalamanmu akan
menggiringmu kepada sesuatu yang baik. Lima tahun lagi kamu sudah lebih dewasa.
Jadi kamu pasti bisa lebih bijaksana lagi menyikapi masalah. Lima tahun lagi
kamu pasti sudah mandiri secara emosional. Pasti masalah-masalah itu kamu bisa
menghadapinya dengan enteng. Jika rasa bunuh diri itu datang lagi, jangan bunuh
dirimu tapi bunuhlah emosi negatifnya. Kamu bisa. Pasti. Aku yakin.
Untuk Aeman di masa lalu, tenang..
jangan takut lagi. Kini kamu sudah dewasa. Kamu sudah bisa melewati banyak hal
di hidupmu. Kamu punya orang-orang yang care
sama kamu. Ada banyak kok orang
selain kamu yang punya “pain” yang
sama. Kamu tidak sendirian. Jangan takut lagi, jangan minder lagi, kini kamu
tumbuh mendewasa lebih dari yang kamu mau. Kamu terus tumbuh dan bertumbuh.
Kamu suka mengembangkan diri. Kini kamu sudah dewasa, jangan pernah takut lagi.
Ada aku disini yang siap memelukmu kapan pun kamu membutuhkannya. Aku tidak
akan pernah sekali pun meninggalkanmu. Ayo, sekarang tegakkan lututmu,
berdirilah! Ayo, genggam tanganku, hiduplah bersamaku di masa kini. Kamu bukan
seperti yang orang lain katakan. Ayo, kita bergandengan tangan menikmati waktu
kita di masa kini. Aeman, aku mencintaimu sejak kamu dilahirkan di dunia ini
sampai saat ini dan seterusnya. Aku mencintaimu disaat hari-hari baikmu dan aku
mencintaimu disaat hari-hari burukmu. Aku sangat mencintaimu. Sungguh-sungguh
mencintaimu.
Untukku di masa sekarang, aku
bersyukur telah diberi kekuatan untuk bertahan hidup. Aku bersyukur aku diberi
kekuatan untuk beribadah. Aku bersyukur diberi kebijaksanaan. Aku bersyukur
dengan hidupku dan menerima segala ritmenya. Aku bersyukur masih diberi napas
dan kesempatan hidup berbenah lebih baik. Aku bersyukur atas hal-hal baik yang
datang ke hidupku. Aku bisa legowo
berpapasan dengan takdir buruk. Terima kasih sudah melalui banyak hal dan
bersabarlah lagi untuk banyak hal.
Kusampaikan maaf, tolong, dan terima
kasih untuk diriku sendiri. Aeman, maaf, belum bisa membawa hidupmu serius
kearah yang lebih baik kala itu. Maaf, aku telah membiarkanmu merasakan jatuh
berkali-kali. Maaf, masih sering mengijinkan halusinasi mencampuri keputusanmu.
Tolong, kali ini bertekadlah sungguh-sungguh untuk mengarahkan hidup lebih
baik. Tolong bersabarlah untuk tidak memendam emosi dan tidak langsung bereaksi
atas segala emosi yang hadir. Tolong cintailah dirimu melebihi cintamu kepada
orang lain. Utamakan kesehatan mentalmu sebelum orang lain. Terima kasih, sudah
menyadari banyak hal dan berusaha mempraktikkan sesuatu yang sudah kamu
pelajari. Terima kasih, untuk selalu peduli dengan mood harianmu dan tidak absen journaling.
Terima kasih, sudah menghargai hidup dan menerima baik-buruknya takdir.
Salam
sayang,
Aeman
di masa kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar