Rabu, 05 Juni 2024

Tidak Ada yang Hilang, Lantas?

 


    Berhari-hari denial. Saatnya merangkul fakta bahwa perjalanan cinta-cintaan sudah selesai. Iya, sakit. Wajar, namanya juga bom waktu. Semuanya kini sudah usai. Sudah tuntas segala-galanya. Aku sudah kembali ke setelan awal. Aku tidak akan ter-trigger dengan suaranya, dengan namanya saat orang lain menyebutnya di depanku, dengan aroma parfumnya, dengan kehadiran orangnya jika tiba-tiba muncul, dengan segala kenangan yang berhubungan dengannya. Kulepaskan segala emosi yang terlanjur melekat.

    Aku memaafkan diriku sendiri atas keputusan yang kuambil saat aku menerima kehadirannya. Aku menghormati segala proses baik-buruk atas perjalanan hidupku. Kupastikan aku tidak lagi berjalan di jalan berlubang yang sama -aku akan berputar dan mencari jalan lain yang lebih baik.

    Kata orang, hidup seperti roda berputar, ternyata rodaku tidak berputar karena aku mengganjalnya. Hari ini kulepas ganjalannya dan kuberi pelumas agar rodanya berputar lagi. Entah hal apa yang nanti membawa rodaku berputar ke bawah, asalkan jangan dengan cerita yang sama. Aku siap naik ke atas, aku juga tidak kaget untuk ke bawah.

    Ditinggalkan bukan alasan untuk berhenti hidup. Bagaimanapun hidup terus berjalan, pilihannya cuma dua; mau menumbuhkan luka atau menyembuhkan luka? Aku memilih sembuh. Mas Damar benar, kenapa aku merasa kehilangan padahal sejatinya di dunia ini aku tidak punya apa-apa. Tidak ada yang hilang, yang ada adalah kembali ke tempat masing-masing. Berjalan di garis takdir masing-masing.

Semoga kebijaksanaan selalu menyertaiku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar